Pengidap HIV (human immunodeficiency virus) disebut rentan alami berbagai penyakit, salah satunya fistula ani. Pasalnya, infeksi virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, sehingga penyakit lain juga mudah muncul sebagai komplikasi. Sebelum mengetahui mengapa HIV bisa meningkatkan risiko fistula ani, ketahui lebih lanjut mengenai HIV. Simak penjelasannya berikut ini.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Bagaimana Hubungan HIV dengan Penyebab Fistula Ani?
Pengidap HIV cenderung rentan alami berbagai penyakit salah satunya fistula ani. Pasalnya, infeksi virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, sehingga penyakit lain juga mudah muncul sebagai komplikasi.
Fistula ani merupakan terbentuknya saluran kecil di antara ujung usus dan kulit pada sekitar anus. Ada banyak hal yang bisa memicu kondisi ini, termasuk riwayat penyakit yang diidap. Fistula ani biasanya terjadi berbarengan dengan penyakit seperti tuberkulosis, penyakit crohn, penyakit menular seksual, hingga kanker dan infeksi HIV.
Tumpukan nanah yang meningkatkan risiko penyakit ini sebenarnya bisa mengering dengan sendirinya atau setelah mendapat penanganan medis. Risiko terjadinya infeksi pemicu penyakit fistula ani tergolong tinggi terutama pada orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh, termasuk penderita HIV.
Untuk penanganannya, bergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Adapun tujuan pengobatannya adalah untuk mengeluarkan nanah dan menghilangkan fistula dengan tetap melindungi otot-otot anus. Pengobatan fistula ani adalah dengan cara operasi. Ada berbagai jenis operasi untuk mengatasi penyakit ini, namun manakah yang tepat harus melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter lebih dulu. Konsultasikan penyakit Anda di ST Wasir Center, klinik yang menangani fistula ani dengan metode tercanggih dari Korea, minim rasa sakit, minim perdarahan dan bisa langsung beraktifitas setelah melakukan tindakan. Lebih lanjut, seseorang yang mengidap HIV, sebaiknya mengatakan dengan jujur kepada dokter dengan begitu dokter akan lebih mudah memberikan saran pengobatan yang tepat.