90 views
Penemuan Terobosan Baru dalam Penanganan Fistula Ani

Fistula ani, meskipun sering dianggap sepele, merupakan penyakit yang sulit disembuhkan dan dapat menimbulkan komplikasi serius. Bahkan beberapa penderitanya sampai  mencoba melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kunjung sembuh. Secara perjalanan penyakit, fistula ani bisa bertambah banyak dan panjang bila dibiarkan dan bahkan dapat menjadi kanker di anus. Tentu saja kita tidak mengingkan hal ini terjadi sehingga deteksi dini dari penyakit fistula ani ini harus di kuasai. Ditambah kita harus tau juga apakah ada terobosan baru dalam penanganan fistula ani, yuk makanya kita simak artikel berikut ini!

Darimana Fistula Ani Berasal?

Fistula ani biasanya berasal dari abses perianal karen infeksi dari dalam anus. Penyebab infeksi dapat beragam mulai dari anal hygene buruk, duduk terlalu lama, bab yang sulit sampai hubungan sex anal. Beberapa penyakit seperti TBC, Crohn, IBD bahkan kanker anorektum dapat menyebabkan fistula ani. Oleh karena itu pengenalan yang seksama terhadap penyakit ini harus benar-benar dipahami.

Abses perianal atau bisul di daerah anus sering dianggap sepele dan hanya diberikan pengobatan konservatif. Bahkan kalau dioperasipun hanya insisi saja tanpa eksplorasi. Sehingga mungkin sekali, fistula yang menjadi penyebabnya terlewatkan sehingga abses itu berulang terus tidak kunjung sembuh. Abses ini bila membuat hubungan antara internal anus dan eksternal di kulit maka itulah yang disebut fistula.

Pada taraf ini pengobatan konservatif akan sangat sulit untuk mencapai kesembuhan, sehingga harus dilakukan operasi. Teknik operasi fistula ini sangat beragam mulai dari penggunaan benang,  plug atau sumbat, lem, fistulectomy, fistulotomy, seton dan lain-lain. Tetapi saat berhadapan dengan fistula yang sulit kompleks maka akan dihadapakan dengan komplikasi yang cukup menakutkan yaitu terpotongnya otot anus. Hal ini membuat fungsi mengontrol feses akan hilang dan bahkan harus melakukan colostomy.

Oleh karena itu dikembangkan terobosan baru yaitu alat operasi Fistula ani yang cukup aman tanpa memotong otot. Laser sudah banyak digunakan untuk berbagai tindakan operasi tetapi laser untuk Fistula baru dikembangkan kurang lebih 10 tahun lalu, Indonesia boleh berbangga karena mengenal Laser Fistula sejak 7 tahun lalu dan memiliki kasus laser fistula terbanyak di asia tenggara.

Teknologi Baru FILAC

Terobosan baru Laser digunakan adalah dari Biolitech Company Jerman dan mematenkan tindakan tersebut dengan nama Fistula Ani Laser Closure atau disingkat FiLac. Filac ini sudah diakui di Jurnal2 luar negri dan memberikan manfaat yang nyata khususnya untuk mengurangi inkontinensia dan colostomy. Tingkat kesembuhan Filac juga tergolong tinggi pada kasus2 yang simple tetapi masih bervariasi pada kasus fistula yang sudah berkali2 operasi dan kompleks. Prinsip kerja FiLac adalah sama persis seperti fistulectomy, bila pada fistulectomy kita menggunakan pisau atau cauter untuk membuang epitel fistula, Filac menggunakan laser untuk membakarnya. Sehingga otot tidak terputus dan perdarahan dapat dihindari. Filac juga mampu mencapai fistula yang tinggi selama belum masuk kedalam rongga abdomen / perut.

Pemeriksaan MRI fistulografi kontras yang baik maka fistula ini akan sangat jelas dan memungkinkan meraih daerah tersebut dengan kateter kecil. Luka yang di timbulkan Filac hanya berkisar antara 0,5 sd 1 cm sehingga pasca operasi pasien tidak merasakan nyeri. Perawatannya cukup mudah dan tidak menyakitkan. Kesembuhan Filac ini dapat dilihat pada 1 sd 6 bulan, diatas 6 bulan fistula belum menutup, maka harus dilakukan Filac ulang tentu dengan evaluasi yang matang. Salah satu kendala Filac ini adalah harga yang relatif masih mahal karena penggunaan kateter laser yang sekali pakai untuk kurangi resiko penularan penyakit.

Kesan dr. Tony Sukentro terhadap FILAC

Banyak negara lain membuat laser murah tetapi belum mempunyai dasar penelitian yang cukup besar seperti Biolitec Laser Jerman. Sehingga sebagai seorang ilmuan maka dokter seharusnya berpegang teguh pada riset yang telah dilakukan dan menjadikannya acuan. Dr Tony Sukentro SpB sebagai pakar proctology khususnya Filac sudah melakukan lebih dari 500 kasus fistula ani berbagai tingkat kesulitan dan memiliki prosentasi keberhasilan yang tinggi. “Saya masih harus terus belajar, khususnya untuk kasus-kasus sulit dan pasca operasi berkali-kali untuk mencapai kesembuhan yang lebih tinggi lagi” ujar Dr Tony Sukentro SpB.

Untuk itu Dr Tony Sukentro SpB sudah mendapatkan sertifikasi sebagai advanced Filac surgeon dari SUED Medical Centre, Ingolstad Jerman oleh ahli bedah berpengalaman Dr Salih Avdicausevic.  Jadi untuk menunjang medical tourism maka Filac ini dapat menjadi unggulan Indonesia dibandingkan negara2 tetangga yang masih belajar mengenai Filac ini. Dan bukan tidak mungkin pasien luar negri yang berobat ke Indonesia untuk mencari kesembuhan Fistula Ani. Semoga Filac semakin mendapatkan kesempurnaan dan dapat menyembuhkan 100% kasus Fistula ani berbagai jenisnya. Dan nama Indonesia semakin terkenal di dunia kedokteran luar negri.

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *