14 views
Operasi Wasir Konvensional

Wasir atau hemoroid adalah kondisi medis di mana pembuluh darah di sekitar anus atau rektum membengkak dan menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, serta perdarahan. Pada kasus wasir yang parah atau tidak membaik dengan pengobatan konservatif, tindakan pembedahan sering kali diperlukan. Salah satu metode bedah yang masih sering digunakan adalah operasi wasir konvensional atau hemoroidektomi. Operasi wasir konvensional merupakan prosedur yang melibatkan pengangkatan jaringan wasir secara manual dengan menggunakan pisau bedah. Meskipun operasi ini cukup efektif dalam mengatasi wasir yang kronis dan parah, metode ini juga dikenal dengan waktu pemulihan yang lebih lama dan rasa nyeri yang lebih intens dibandingkan metode bedah modern.

Apa Itu Operasi Wasir Konvensional?

Operasi wasir konvensional (hemoroidektomi) adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat jaringan wasir eksternal dan/atau internal yang menyebabkan gejala seperti nyeri, gatal, atau perdarahan. Operasi ini biasanya dilakukan di rumah sakit dengan menggunakan anestesi umum atau spinal, tergantung pada kondisi pasien.

Tindakan ini efektif terutama pada kasus wasir yang besar, menonjol, dan sudah menyebabkan komplikasi seperti trombosis atau prolaps. Hemoroidektomi masih menjadi pilihan utama pada kondisi yang tidak bisa ditangani dengan metode non-bedah seperti ligasi pita karet (rubber band ligation), skleroterapi, atau koagulasi infra merah.

Proses Operasi Wasir Konvensional

Berikut adalah tahapan umum dalam operasi wasir konvensional:

  1. Anestesi: Pasien akan diberikan anestesi umum atau spinal untuk memastikan pasien tidak merasakan sakit selama operasi. Anestesi spinal umumnya digunakan untuk area lokal tubuh bagian bawah, sedangkan anestesi umum membuat pasien tertidur sepenuhnya.
  2. Pembedahan: Dokter bedah akan membuat sayatan di sekitar jaringan wasir untuk mengangkat wasir yang bengkak. Selama prosedur ini, dokter akan berhati-hati untuk menghindari kerusakan pada otot sfingter, yang berfungsi mengontrol buang air besar.
  3. Penutupan Luka: Setelah jaringan wasir diangkat, luka dapat ditinggalkan terbuka atau dijahit tergantung pada teknik yang digunakan oleh dokter bedah. Beberapa teknik meninggalkan luka terbuka untuk mempercepat penyembuhan, sementara yang lain mungkin memilih untuk menutup luka dengan jahitan.
  4. Penanganan Pasca Operasi: Setelah operasi selesai, area anus akan diberikan perawatan untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi. Pasien akan dipantau di rumah sakit untuk waktu tertentu sebelum diizinkan pulang.

Proses Pemulihan Pasca Operasi

Pemulihan setelah operasi wasir konvensional cenderung memakan waktu lebih lama dan mungkin lebih menyakitkan dibandingkan dengan metode bedah lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang biasanya terjadi selama proses pemulihan:

  1. Nyeri: Nyeri adalah gejala umum pasca hemoroidektomi. Dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan. Rasa nyeri biasanya terasa terutama saat buang air besar.
  2. Perawatan Luka: Setelah operasi, perawatan luka di sekitar anus sangat penting untuk mencegah infeksi. Pasien harus menjaga kebersihan area tersebut, sering kali dengan merendam anus dalam air hangat beberapa kali sehari (dikenal sebagai sitz bath).
  3. Penggunaan Obat Pencahar: Karena operasi ini melibatkan area yang sangat sensitif, buang air besar bisa menjadi menyakitkan. Dokter mungkin meresepkan obat pencahar untuk melunakkan tinja dan mengurangi rasa sakit saat buang air besar.
  4. Pembatasan Aktivitas: Pasien biasanya disarankan untuk beristirahat dan menghindari aktivitas fisik yang berat selama beberapa minggu. Hal ini penting untuk mencegah ketegangan pada area operasi dan mempercepat penyembuhan.
  5. Waktu Pemulihan: Pemulihan penuh setelah operasi wasir konvensional bisa memakan waktu sekitar 2 hingga 4 minggu, tergantung pada kondisi pasien dan bagaimana mereka merawat area luka. Selama waktu ini, penting untuk mengikuti semua instruksi dokter mengenai perawatan luka dan penggunaan obat.

Risiko dan Komplikasi

Seperti halnya dengan operasi lainnya, hemoroidektomi konvensional memiliki beberapa risiko dan komplikasi yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  1. Infeksi: Infeksi pada area operasi adalah risiko utama, terutama jika luka tidak dirawat dengan benar.
  2. Pendarahan: Beberapa pasien mungkin mengalami pendarahan dari area yang dioperasi, meskipun hal ini biasanya ringan dan sementara.
  3. Nyeri Berkepanjangan: Rasa nyeri di area operasi bisa bertahan selama beberapa minggu setelah operasi, terutama saat buang air besar.
  4. Masalah Kontinensia: Dalam kasus yang sangat jarang, operasi bisa menyebabkan gangguan pada kontrol buang air besar (inkontinensia) jika otot sfingter mengalami kerusakan.
  5. Striktur Anus: Jaringan parut yang terbentuk selama proses penyembuhan dapat menyebabkan penyempitan pada saluran anus, yang dikenal sebagai striktur anus. Ini bisa menyebabkan kesulitan buang air besar di kemudian hari.

Kapan Operasi Ambeien Konvensional Diperlukan?

Operasi wasir konvensional biasanya dianjurkan jika:

  • Wasir sangat besar dan tidak merespons pengobatan non-bedah.
  • Pasien mengalami perdarahan hebat yang tidak terkontrol.
  • Wasir prolaps (keluar dari anus) dan tidak bisa dikembalikan.
  • Terdapat komplikasi seperti trombosis wasir (bekuan darah dalam wasir) atau infeksi.

Operasi ini juga mungkin dianjurkan pada pasien yang sudah mencoba berbagai metode pengobatan namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Kesimpulan

Operasi wasir konvensional atau hemoroidektomi merupakan pilihan yang kurang efektif untuk menangani wasir parah. Karena proses pemulihannya mungkin lebih lama dan lebih menyakitkan dibandingkan dengan metode modern seperti Well C, Radiofrequency dan Ultrasonik.

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *