Pernah merasa tidak nyaman atau nyeri setelah duduk terlalu lama? Kalau iya, kamu tidak sendirian. Banyak orang mengeluhkan hal serupa, terutama mereka yang bekerja di kantor, sering berkendara jauh, atau duduk dalam waktu lama tanpa jeda. Tapi tahukah kamu, jika duduk lama bikin sakit, itu bisa menjadi tanda awal adanya gangguan pada area anus, salah satunya adalah ambeien atau wasir?
Duduk Lama Bikin Sakit? Waspada Hal Ini!
Rasa nyeri saat duduk bukan hal sepele. Dalam banyak kasus, keluhan ini muncul karena adanya tekanan berlebih di area panggul dan anus. Kondisi ini dapat memperparah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus—yang kita kenal sebagai wasir.
Wasir sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu internal (di dalam anus) dan eksternal (di luar anus). Ketika kamu duduk terlalu lama, apalagi di permukaan keras, tekanan tersebut bisa membuat wasir semakin meradang dan terasa nyeri. Tak jarang, muncul sensasi perih, gatal, atau bahkan benjolan kecil yang terasa mengganggu.
Selain wasir, nyeri duduk juga bisa disebabkan oleh fisura ani (luka di sekitar anus) atau fistula ani (saluran abnormal dari anus ke kulit di sekitarnya). Semua kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman yang semakin terasa saat duduk atau BAB.
Kabar baiknya, kini banyak metode modern yang bisa mengatasi masalah ini tanpa harus operasi. Di ST Wasir Center, penanganan dilakukan dengan teknologi seperti radiofrekuensi, laser, dan ligasi nilon (Well-C) yang efektif dan minim nyeri. Tanpa rawat inap, tanpa jahitan, dan kamu bisa kembali beraktivitas dalam waktu singkat.
Kesimpulan
Kalau kamu merasa duduk lama bikin sakit, jangan abaikan. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut agar tahu penyebab pastinya. Makin cepat diketahui, makin mudah ditangani.
Cegah juga dengan cara sederhana seperti berdiri atau berjalan setiap satu jam, konsumsi makanan berserat tinggi, dan hindari mengejan saat BAB.
Ingat, nyeri saat duduk bukan hal yang harus dianggap biasa. Segera konsultasikan kondisi kamu di ST Wasir Center, karena solusi tepat bisa dimulai dari diagnosis yang benar.
