Abses adalah masalah kesehatan yang kerap terjadi di kalangan masyarakat. Mungkin, anda pernah pula mengalaminya. Jika anda mendapati cairan bernanah di sekitar anus, kemungkinan besar itu adalah abses anus. Jenis abses ini memerlukan perhatian, karena sangat mempengaruhi aktivitas sehari – hari. Bahkan tak jarang para penderita abses ini harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Contents
Mengenal Abses Pada Anus Bernanah
Dalam dunia kesehatan, abses adalah istilah untuk kantong nanah yang disebabkan oleh infeksi pada kulit. Abses tidak hanya bisa terbentuk dibagian luar kulit. Terdapat juga sel kulit yang menutupi bagian dalam tubuh. Bahkan, lapisan luar pembukaan anus juga terdiri atas sel kulit. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya abses pada bagian tubuh tersebut.
Meski kondisi ini lazim dialami oleh mereka yang berusia 20-30 tahun, tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi pada segala usia. Jika dibandingkan dengan wanita, pria mengalami kondisi ini lebih banyak dua kali lipat. Sebagian besar kasus abses anus terjadi karena infeksi dari kelenjar kecil anus.
Terdapat empat jenis abses anus yang dibedakan berdasarkan lokasi munculnya, yaitu :
- Abses perianal : berada disekitar lubang anus, mudah terlihat
- Abses iskiorektal : muncul di area dalam rectum, terasa nyeri saat kulit luar anus ditekan
- Abses intersfingterik : terletak diantar dua dinding otot sfingter (otot halus berbentuk cincin untuk mengontraksikan atau menutup lubang seperti pada mulut anus )
- Abses supralevator : terbentuk di atas otot levator tepat di atas lubang anus lebih susah didiagnosis
Menurut National Library of Medicine, abses perianal yang paling sering terjadi jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Mayoritas penderita abses anus mengeluhkan rasa nyeri di sekitar anus yang berasal dari benjolan nanah yang berwarna kemerahan. Nyeri akan lebih terasa jika penderitanya sedang duduk. Jika benjolan nanah sudah pecah secara spontan atau dioperasi, rasa nyeri itu akan mereda atau hilang.
Gejala
Gejala abses anus yang umum antara lain adalah munculnya pembengkakan di sekitar anus disertai rasa nyeri tumpul atau berdenyut secara konstan. Selain saat duduk, rasa nyeri kian hebat ketika buang air besar dan batuk. Adapun gejala lainnya, yaitu:
- Konstipasi atau susah bab
- Kelelahan
- Demam
- Berkeringat dingin saat malam hari
- Meriang
Pada bayi, abses anus ditandai dengan munculnya benjolan lunak di tepi anus yang membengkak dan bewarna merah. Bayi akan rewel dan merasa tidak nyaman.
Penyebab
Abses anus bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti :
- Robekan di saluran anus yang terinfeksi
- Infeksi menular seksual
- Tersumbatnya kelenjar anal
- Trauma
Risiko dari abses anus bernanah
- Penyakit peradangan usus, seperti crohn’s disease atau colitis ulseratif
- Diabetes
- Penyakit peradangan panggul
- Peradangan atau infeksi pada kantong di saluran pencernaan
- Penggunaan obat tertentu, seperti prednisone
- Sistem imun lemah
- Penyakit menular seksual
Cara Dokter Mendiagnosis Abses Anus
Sebagian besar abses anus bisa dilihat langsung, sehingga dokter bisa mendiagnosisnya dengan segera. Namun, tak jarang pula dibutuhkan prosedur pemindaian ultrasonografi (USG), tomografi terkomputasi (CT scan), atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada panggul untuk membantu mendiagnosis infeksi yang terjadi di dalam permukaan kulit.
Pemindaian akan dilakukan jika dokter tak dapat melihat tanda dan gejala abses anus di area lubang anus. Pemindaian ini juga perlu untuk membantu mendiagnosis penyebab abses anus yang lebih jarang ditemui. Terkadang, pemeriksaan diagnostik terhadap pasien ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum maupun lokal di ruang operasi sekaligus untuk ditangani di waktu yang sama.
Cara Mengatasi Abses Anus
Pada pasien abses anus, prosedur yang disarankan adalah operasi untuk mengeringkan cairan nanah. Operasi ini perlu dilakukan segera sebelum benjolan abses pecah. Untuk abses yang berukuran kecil dan bisa dilihat secara kasat mata, dokter akan menggunakan bius lokal.
Sedangkan untuk abses yang lebih besar dan berlokasi di area dalam tubuh, dokter bedah akan berkolaborasi dengan dokter anestesi untuk pembiusan total. Dalam hal ini, pasien perlu rawat inap di rumah sakit setidaknya selama satu hari.
Selesai pembedahan, dokter akan meresepkan obat untuk meredakan rasa nyeri. Biasanya, pasien yang sehat atau tak punya penyakit bawaan tidak memerlukan antibiotik. Antibiotik mungkin diberikan bagi pasien dengan kondisi seperti diabetes atau penurunan kekebalan tubuh.
Komplikasi
Sekitar 50 persen pasien abses anus mengalami komplikasi yang disebut fistula. Fistula adalah saluran kecil yang jika muncul secara tidak normal antara abses dan kulit atau struktur tubuh lain. Dalam beberapa kasus, fistula anal menyebabkan keluarnya cairan nanah secara terus-menerus. Dalam kasus lain, jika ujung saluran tertutup fistula tertutup, pasien bisa mengalami abses anus berulang.
Selain itu, terdapat komplikasi lain yang dapat terjadi, yaitu:
- Sepsis (infeksi berkembang hingga memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh)
- Rasa nyeri dari sekitar anus yang tak kunjung hilang
- Penurunan produktivitas
Pencegahan
Upaya mencegah abses anus bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan area sekitar anus. Selain itu, Anda dapat mencegah berbagai faktor risiko lainnya yang melatarbelakangi. Bila memiliki diabetes, penyakit seksual menular, atau penyakit autoimun yang menyebabkan masalah usus, ikuti saran dokter untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Pada orang yang menderita penyakit peradangan usus seperti Crohn’s disease, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk membantu menghindari masalah di area anorektal, termasuk abses anus.
Anus Bernanah, Kapan Harus ke Dokter?
Abses anus memerlukan tindakan segera agar cairan nanah tak telanjur menyebar dan menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain. Jika Anda merasakan sakit atau nyeri yang berasal dari area anus, segera periksa. Datangi dokter bila Anda merasa demam, meriang, atau muncul gejala lain yang berkaitan dengan abses di area anus.